Jika ditelaah lebih jauh, dunia teater sangatlah luas. Perkembangannya tidak pernah terhenti, namun tidak banyak orang yang mengetahui. Kehadirannya seakan di telan bumi, padahal seni teater ini sangatlah membumi. Sebab hanya segelintir pegiat seni yang hafal dan mengapresiasinya.
Salah satunya di daerah Jawa Barat, memiliki seni yang patut diangkat dan digugah kembali pada khalayak banyak. Dikenal dengan Teater Uyeg, yang merupakan teater khas Sukabumi. Telah lama lahir dan berkembang dengan perjalanan yang sangat panjang.
Demi mengangkat eksistensi teater ini, Kopi Merdeka yang merupakan salah satu komunitas Sukabumi mengusung acara bertemakan "Bincang Teater" pada 16 Juli 2023 untuk mengenal lebih dalam teater khas Sukabumi tersebut.
Pada sesi talkshow yang dibawakan bersama Isma Sundamaya dari Sanggar Seni Rawayan, menyatakan bahwa teater uyeg ini sebetulnya tidak diketahui siapa pendirinya. Namun, kiranya ia didirikan oleh leluhur para bangsawan Bogor. Selalu ditampilkan pada upacara “Seren Tahun Tutug Galur” di Pakwan Pajajaran. Setelah mengarungi perjalanan yang panjang melalui beberapa tempat, seni Uyeg ini berakhir di kampung Citepus daerah Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi dan menemui kemusnahannya pada tahun 1950-an. Maka, lahirlah kembali uyeg baru yang hingga kini masih berkembang di Sukabumi.
Uyeg memiliki ciri dan makna filosofisnya tersendiri. Ciri Pertama: makna filosofis kata “Uyeg”. Uyeg/Oyag (bergerak), yang dimaknai sebagai gambaran Alam-Semesta serta isinya, yang atas kodratnya masing-masing tiada henti bergerak; ciri kedua: kain backdrop Hitam Putih yang disebut “Peundeung”. Dimaknai sebagai dua sifat alami yang berlawanan. Adanya siang dan malam, baik dan buruk, susah dan senang, dan sebagainya; ciri ketiga: Adanya tokoh atau peran utama “Raja Uyeg” (Sanghyang Raja Uyeg). Tokoh ini melambangkan Penguasa Alam Uyeg. Kemunculannya selalu tiga kali dalam setiap cerita, yakni pada awal cerita, ditengah-tengah cerita dan pada akhir cerita.
Selain talkshow, pada acara ini hadir pula music performance dari Sanggar Musik GWK, ada juga puisi performance dari Teater Keudu dan Samantha. Kemeriahan menghiasi keberlangsungannya. Antusias anak muda tampak jelas dari awal sampai akhir acara. Hal ini menjadi awal yang sangat baik atas dukungan dan apresiasi terhadap seni teater rakyat khas Sukabumi.
Komentar
Posting Komentar