Kini
masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan namanya wayang golek,
apalagi untuk masyarakat Jawa Barat. Namun, apakah kesenian yang sudah dikenal
tidak akan terasingkan? Jawabannya belum tentu. Kesenian termasuk di dalamnya wayang
golek bisa saja tenggelam ditelan zaman, bisa jadi pula ia semakin nampak di
kancah negara bahkan dunia. Lalu, bagaimanakah kehadiran wayang golek saat ini
dan bagaimana cara seorang seniman mempertahankannya?
Wayang
golek merupakan salah satu seni pertunjukan teater rakyat berupa wayang yang terbuat dari
boneka kayu dan berasal dari masyarakat Sunda. Selain untuk pelengkap upacara selamatan atau ruwatan,
pertunjukan seni wayang golek juga berfungsi sebagai hiburan dalam acara-acara
tertentu.
Pada
dasarnya, wayang golek masih bisa ditemukan di beberapa pedesaan. Salah satunya
yaitu di daerah Cidolog, kabupaten Sukabumi. Berkembang dari tangan seorang
dalang bernama Ade Koswara. Berkatnya, wayang golek masih bisa eksis dan
diapresiasi oleh masyarakat. Lima belas tahun ia berkancah di dunia pewayangan,
hasil ketekunannya belajar dari satu dalang ke dalang lainnya. Membuat ia
tampak dan mencuri perhatian masyarakat.
Meski
pada awalnya tak memiliki niatan untuk menjadi seorang dalang, namun takdir tetap
membawanya pada dunia pewayangan. Ia tergugah untuk menyebar luaskan wayang
golek atas dasar kecintaannya pada kesenian yang berasal dari tanah
kelahirannya itu.
Lingkung
Seni Sekar Anom Putera adalah grup yang ia kembangkan dari Ayahnya dahulu yang
juga merupakan seorang dalang. Grup tersebut terdiri dari anak-anak atau remaja
Cidolog. Dari situlah wayang golek di daerah ini mulai berkembang sampai ke
luar daerah.
Antusias
atau minat penonton terhadap wayang golek di Cidolog sangatlah baik. Banyak
dari mereka yang ikut mengapresiasi pertunjukan wayang golek tersebut. Pemerintah
dan masyarakatpun selalu siap sedia membantu proses pertunjukan, secara tenaga
maupun dalam segi pendananaan. Ini artinya, masyarakat Cidolog sangatlah
mendukung terhadap kesenian yang ada di daerahnya.
Menurut
Ade Koswara, yang menyebabkan masyarakat minat terhadap wayang golek karena
yang pertama adalah menghibur, banyak lawakan-lawakan yang menimbulkan tawa
penonton sehingga mereka tidak jenuh melihat wayang golek; kedua, selain dari
hiburan wayang golek juga memberikan dakwah dan edukasi kepada masyarakat yang
menontonnya, hal ini sesuai dengan kehidupan di lingkungan tersebut, sangat
erat dengan agama. Sehingga tidak hanya hiburan saja yang mereka dapatkan
tetapi juga nilai-nilai dan pelajaran yang bermakna; ketiga, memiliki nilai
sosial dan politik. Wayang golek tidak sekadar media untuk menyampaikan dakwah
tetapi juga politik pemerintah dan lingkungan sosial. Selain itu, durasi
pertunjukan wayang golek kini dibatasi sampai waktu tertentu, tidak sampai
semalam suntuk. Sebab itu, masyarakat sangat mendukung dan memberikan respon
yang baik dengan adanya wayang golek di lingkungan mereka, karena demikian
fungsi dari wayang golek itu sendiri (Sebagai hiburan dan dakwah/edukasi,
sosial, juga politik).
Hal
ini menjadi bukti bahwa masih ada seniman yang tetap semangat juga
mempertahankan kesenian wayang golek. Meskipun dipertontonkan di acara atau
peringatan tertentu saja (seperti pernikahan, hari kemerdekaan, dan semacamnya),
Namun, seni tersebut masih bisa dikatakan hidup dan diakui keberadaannya,
bahkan didukung penuh oleh masyarakat.
Ade Koswara menggunakan daya kreatifitasnya terhadap wayang
golek agar tidak monoton. Ia juga melakukan inovasi cerita wayang dengan
memakai cerita rakyat yang berasal dari Cidolog. Hal ini ia lakukan agar ada
suatu pembaharuan dan meningkatkan minat masyarakat lagi, menimbulkan
kegairahan, dan menghilangkan kejenuhan penonton. Meski begitu, ia tetap mempertahankan
apa yang seharusnya ada dalam wayang golek, tidak merombak atau mengubah
sepenuhnya.
Dalam
wawancara dengan Ade Koswara (03 Desember 2021) mengatakan bahwa ia akan terus
melakukan regenerasi agar kesenian wayang golek di daerahnya tidak padam dan
tetap bertahan. Sebab di luar sana masih banyak masyarakat yang sudah
teralihkan perhatiannya dari wayang golek. Kemudian tidak hanya di daerahnya
sajalah yang cukup mengangkat kesenian itu, tetapi ia juga ingin mengajak,
menggugah, dan menyebarluaskan di luar daerah Cidolog karena masih banyak
sekali daerah yang sudah vakum dari kesenian wayang golek.
Komentar
Posting Komentar